Perencanaan Pesan-Pesan Bisnis
Perencanaan pesan bisnis adalah proses komposisi penyusunan
pesan bisnis. Proses itu sendiri terdiri dari perencanaan tujuan audiens, ide,
saluran ; pengorganisasian ide; membuat draf, merangkai kata / kalimat/
paragraph; dan merevisi.
Tujuan dalam perencanaan bisnis harus dievaluasi apakah
tujuan realistis, waktu tepat, dan dapat diterima. Tujuan juga harus diuji
apakah sesuai dengan kemampuan, ketepatan waktu dan orang, dan selaras dengan
tujuan organisasi.
Untuk membuat perencanaan bisnis yang baik komunikator perlu melakukan analisis audiens. Caranya aadalah dengan mengembangkan profil audiens dan menganalisa pemuasan konsumen. Komunikator mengantisipasi rekasi audiens, memperkirakan jumlah, mengetahui hubungan komunikator dengan audiens apakah kenal atau tidak. Untuk pemuasan audiens komunikator perlu mengetahui kebutuhan informasi audiens. Pemuasan juga bisa dilakukan dengan motivasional dengan pendekatan argumentasi, rasional, dan emosi audiens. Pemuasan emosional digunakan untuk mengubah perilaku audiens. Akan tetapi ada hambatan yaitu audiens cederung tidak mau berubah untuk hal baru.
Untuk membuat perencanaan bisnis yang baik komunikator perlu melakukan analisis audiens. Caranya aadalah dengan mengembangkan profil audiens dan menganalisa pemuasan konsumen. Komunikator mengantisipasi rekasi audiens, memperkirakan jumlah, mengetahui hubungan komunikator dengan audiens apakah kenal atau tidak. Untuk pemuasan audiens komunikator perlu mengetahui kebutuhan informasi audiens. Pemuasan juga bisa dilakukan dengan motivasional dengan pendekatan argumentasi, rasional, dan emosi audiens. Pemuasan emosional digunakan untuk mengubah perilaku audiens. Akan tetapi ada hambatan yaitu audiens cederung tidak mau berubah untuk hal baru.
Penentuan ide pokok untuk menemukan cara mencapai tujuan
tertentu bisa dilakukan dengan brainstorming. Brainstorming dilakukan melalui beberapa
cara : story teller tour, random list, CFR (Conclusion Finding
Recommendation)Worksheet, question and answer chain, dan journalist approach.
Dalam seleksi saluran perlu dipertimbangkan beberapa hal
yaitu tingkat kepentingan, formalitas, kompleksitas,kerahasian, emosi, biaya,
dan harapan audiens.
Saluran lisan memiliki kelebihan cepat mendapat feedback dan menyampaikan pesan, audiens merasa nyaman, reaksi audiens terbaca, dan ekonomis. Bentuk saluran lisan adalah percakapan, wawancara, diskusi, seminar, lokakarya, pelatihan, pidato, dan presentasi. Saluran lisan informal itu tidak terstruktur tapi ide lancer. Saluran lisan formal terjadi saat RUPS, presentasi, dan penganugerahan. Alat Bantu yang digunakan adalah film, video, rekaman, LCD, dan slide.
Saluran lisan memiliki kelebihan cepat mendapat feedback dan menyampaikan pesan, audiens merasa nyaman, reaksi audiens terbaca, dan ekonomis. Bentuk saluran lisan adalah percakapan, wawancara, diskusi, seminar, lokakarya, pelatihan, pidato, dan presentasi. Saluran lisan informal itu tidak terstruktur tapi ide lancer. Saluran lisan formal terjadi saat RUPS, presentasi, dan penganugerahan. Alat Bantu yang digunakan adalah film, video, rekaman, LCD, dan slide.
Saluran tulisan memiliki kelebihan yaitu lebih teratur
karena komunikator sempat merencanakan dan mengendalikan isi pesan. Bentuknya
adalahsurat, memo, dan proposal.Setelah Memperoleh gambaran mengenai berbagai
macam bentuk saluran komunikasi baik formal maupun informal langkah berikutnya
adalah melakukan perencanaan pesan-pesan bisnis, yang mencakup pesan yang
tertulis maupun lisan.
Perencanaan bisnis merupakan satu langkah strategis bagi
pencaaian tujuan suatu organisasi secara menyeluruh. Pesan-pesan bisnis yang
terencana dengan baik mempermudah pencapaian tujuan komunikasi. Makalah ini
akan menjelaskan tentang perencanaan pesan-pesan bisnis yang difokuskan pada
perencanaan pesan-pesan bisnis secara tertulis
Yang termasuk perencanaan pesan-pesan bisnis adalah :
1. Pemahaman Proses Komposisi
Penyusunan proses komposisi seperti halnya proses
menciptakan lagu;merencanakan lagu, membuat aransemen dan menentukan musisinya
hinnga melakukan revisi-revisi hingga lagu enak didengar. Begitu juga proses
penyusunan pesan-pesan bisnis; perencanaan, pengorganisasian, dan revisi.
2. Perencanaan
Beberapa hal perlu diperhatikan dalam perencanaan
diantaranya maksud komunikasi, sasaran audiens, ide pokok, saluran yang
digunakan.
3. Pengorganisasian
Organisasi dan komposisi erat kaitannya dengan penyusunan
kata kalimat, dan paragraf perlu diperhatikan penggunaan kata, kalimat, dan
paragraf yang sederhana, mudah dimengerti, dan dilaksanakan.
4. Revisi
Seluruh maksud dan isi pesan ditelaah kembali dari substansi
pesan yang akan disampaikan,gayapenulisa, struktur kalimat, dan bagaimana
tingkat pemahaman. Pengecekan dilakukan agar pesan tersampaikan sesuai
perencanaan.
5. Penentuan Tujuan
Tahap pertama dalam merencanaka suatu pesan bisnis adalah
memikirkan maksud atau tujuan komunikasi. Untuk dapat melakukan hal itu,
pertama anda harus menentukan tujuan yang jelas sesuai tujuan organisasi.
6. Mengapa tujuan harus jelas
Penentuan tujuan yang jelas bagi suatu organisasi akan dapat
membantu proses pengambilan keputusan yang mencakup antara lain :
- keputusan untuk meneruskan pesan
- keputusan untuk menanggapi audiens
- keputusan untuk memusatkan isi pesan
7. Tujuan komuikasi bisnis.
Secara umum ada tiga tujuan komunikasi bisnis yaitu :
memberi informasi, persuasi, dan melakukan kolaborasi
8. Cara menguji tujuan
Untuk menguji apakah suatu tujuan yang telah ditetapkan
tersebut sudah baik atau belum perlu pengujian dengan empat pertanyaan berikut.
- apakah tujuan tersebut realistik
- apakah waktunya tepat
- apakah orang yang mengirimkan pesan sudah tepat
- apakah tujuannya selaras dengan tujuan orgsnisasi perusahaan
9. Analisis Audiens
Bila suatu komunikasi telah memiliki maksud dan tujuan yang
jelas, langkah berikutnya adalah memperhatikan audiens yang akan dihadapi.
1. Cara mengembangkan profil audiens.
Mengembangkan suatu profi audiens boleh dikatakan gampang –
gampang susah. Penentuan profil audiens dalam hal ini tidak akan mengalami
kesulitan karena audiens adalah orang – orang yang sudah dikenal, akantetapi
akan menjadi sulit bila belum.dalam kasus ini komunikator perku melakkukan
investigasi untuk mengantisipasi reaksi mereka.
- menentukan ukuran serta komposisi audiens
- siapa audiens
- reaksi audiens
- tingkat pemahaman audiens
- hubungan komunikator dengan audiens
2. Cara memuaskan audiens akan kebutuhan informasi
Kunci komunikasi yang efektif adalah dengan menentukan
kebutuhan informasi audiens dan selanjutnya berusaha memenuhi kebutuhan
tersebut dengan lima tahap di bawah ini ;
- cari apa yang diingikan oleh audiens
- antisipasi pertanyaan yang tidak diungkapkan
- berikan semua informasi yang diperlukan
- pastikan bahwa informasinya akurat
- tekankan ide – ide yang menarik bagi audiens
3. Cara memuaskan kebutuhan motivasional audiens
Ada kecenderungan bahwa audiens tidak mau mengubah sesuatu
yang ada dengan hal yang lebih baru. Cara mengatasinya adalah dngfan mengatur
pesan – pesan sedemikian rupa sehingga pesan yang disampaikan dapat diterima
audiens dengan mudah. Pendekatan yang dapa deliakukan adalah dengan memberikan
argumentasi yang bersifat rasional. Meskipun pendekatan argumentasi merupakan
cara yang baik, perlu juga untuk mencoba menggunakan pendekatan emosi.
10. Penentuan Ide Pokok
Setelah menganalisis tujuan dan audiens delanjutnya adalah
menentuka cara mencapai tujuan tersebut. Setiap pesan bisnis akan bermuara pada
satu tema pokok yaitu ide pokok.
Sebelum menentukan ide pokok hal – hal penting yang harus
diidentifikasikan terlebih dahulu :
1. Teknik Curah Pendapat
beberapa teknik curah pendapat yang dapat digunakan antara
lain :
- storyteller’s tour
- random list
- cfr (conclusions findings recomendation) worksheet
- journalist approach
5.
quetion and answer approach
2. Pembatasan Cakupan
Penyajian informasi rutin terhadap audiens hendaknya
menggunakan kata – kata yang singkat. Ide pokok dari pesan – pesan disesuaikan
dengan waktu yang tersedia sehingga poin yang penting tidak terabaikan selain
itu ide pokok yang disampaikan harus mudayh dimengerti dan diterima oleh
audiens.
11. Seleksi saluran dan media
Ide pokok dari pesan – pesan bisnis dapat disampaikan
melalui dua saluran yaitu saluran lisan atau oral atau tertulis.
1. Komunikasi Lisan
Salah satu kebaikan dari komunikasi lisan adalah kemampuan
memberikan feedback dengan segera. Kelebihan lain adalah sifatnya yang
ekonomis. Pendekatan lisan juga bermanfaat apabila yang disajikan adalah
informasi kontroversial karena reaksi audiens dapat terbaca dari bahasa isyarat
mereka.
2. Komunikasi Tertulis
Salah satu kelebihan komunikasi tertulis adalah peneulis
mempunyai keempatan untuk merencanakan dan mengendalikan pesan – pesan mereka.
Suatu format tulisan diperlukan jika informasi disampaikan kompleks dan
dibutuhkan catatan permanan untuk referensi.
Kesimpulan
Dapat diambil kesimpulan bahwa dalam penyusunan pesan-pesan
bisnis terdiri atas tiga hal yaitu perencanaan, komposisi, dan revisi. Langkah
lain dalam penyusunan pesan-pesan bisnis adalah dengan menentukan ide pokoknya.
Ide pokok merupakan rangkuman pesan-pesan yang disampaikan. Selain itu dalam
merencanakan pesan-pesan bisnis perlu juga dilakukan pemilihan saluran komunikasi
yang akan digunakan.
PROSES PENYUSUNAN PESAN BISNIS
- Perencanaan Pesan
- Penentuan tujuan
- Analisis audiens
- Penentuan ide pokok
- Pemilihan saluran dan media
- Penyusunan Pesan
- Mengorganisasikan pesan
- Memformulasikan pesan
- Revisi Pesan
- Menyunting pesan
- Menulis ulang
- Memproduksi pesan
- Mencetak pesan
Perencanaan pesan bisnis adalah proses komposisi penyusunan
pesan bisnis. Proses itu sendiri terdiri dari perencanaan tujuan audiens, ide,
saluran ; pengorganisasian ide; membuat draf, merangkai kata / kalimat/
paragraph; dan merevisi.Sebuah pesan bisnis yang baik dipandang dari sisi
komunikasi biasanya tidak langsung jadi, namun ia memerlukan beberapa langkah
untuk mewujudkannya. Perencanaa pesan bisnis di awali dengan :
Revisi Pesan-pesan Bisnis
A. Keterampilan Merevisi
Revisi merupakan langkah terakhir dalam mengembangkan pesan
–pesan bisnis secara efektif. Setiap pesan bisnis perlu di edit baik menyangkut
masalah isi dan pengorganisasiannya , gaya penyampaiannya, maupun format penulisannya.
•Pesan – Pesan bisnis mencakup:
•1. Pesan – Pesan Bisnis Tertulis
Proses penulisan pesan – pesan bisnis dalam bentuk tertulis
di mulai dari;
a.Mengedit isi, Pengorganisasian, dan Gaya Penulisan.
Untuk membantu memberikan gambaran yang lebih rinci tentang
hal – hal apa saja yang perlu di perbaiki atau di sempurnakan, berikut ini
terdapat beberapa pertanyaan penting yang perlu di perhatikan, antara lain:
•Apakah anda telah memasukan poin – poin dengan urutan yang
logis?
•Apakah terdapat keseimbangan yang baik antara hal – hal
yang bersifat umum dengan hal – hal yang khusus?
•Apakah ide yang paling penting telah memperoleh porsi
pembahasan yang cukup?
•Apakah anda telah memberikan fakta – fakta pendukung dan
melakukan pemeriksaan ulang ( cross check ) terhadap fakta – fakta yang ada?
•Apakah anda ingin menambahkan informasi yang baru?
b. Mengedit Mekanik / Teknis Penulisan
Setelah melakukan pengeditan isi, pengorganisasian , dan
gaya penulisannya, langkah berikutnya adalah melakukan pengeditan dari sudut
mekanik atau teknis penulisan suatu pesan – pesan bisnis yang mencakup antara
lain:
•Susunan kalimat yang di gunakan, apakah sudah sesuai dengan
kaidah kebahasaan yang ada , sehingga mudah di pahami dengan baik.
•Penggunaan kapitalisasi secara tepat ( perhatikan kata –
kata yang harus di tulis dengan huruf kapital)
•Penulisan tanda baca secara benar ( perhatikan penggunaan
tanda baca koma, titik, titik koma, tanda tanya , dan tanda seru).
•Perhatikan makna keutuhan suatu kalimat, sehingga makna suatu
kalimat dapat di pahami dengan mudah.
•Perhatikan terjadinya pengulangan kata yang tidak tepat
dalam suatu kalimat. Hal ini dapat menghilangkan makna suatu pesan – pesan
bisnis yang telah disampaikan.
c. Mengedit Format dan Layout
Langkah terakhir dalam mengedit suatu pesan bisnis adalah
mengedit format dan layout secara keseluruhan. Disamping melakukan penelaahan
terhadap tata bahasa, ejaan, kesalahan – kesalahan tulis, dan tanda baca,
format penulisannya juga tidak boleh di abaikan begitu saja. Jika format
penulisannya menarik, di tata rapi, bersih, tidak penuh coretan, dan kertas
yang di gunakan berkualitas baik, audiens Anda akan senang membacanya.
•2. Pesan – Pesan Bisnis Lisan
Sebagaimana pesan – pesan bisnis yang di sampaikan secara
tertulis, pesan – pesan bisnis yang disampaikan dalam bentuk lisan pun
memerlukan pengecekan ulang, perbaikan atau pengeditan (editing) seperlunya,
sehingga suatu pesan bisnis dapat di pahami audiens dengan baik.
Oleh karena itu, meskipun penyampaian pesan – pesan bisnis
yang di lakukan secara lisan, tetap perlu di lakukan kegiatan pengeditan yang
mencakup antara lain:
•a. Substansi pesan
Langkah pertama dan utama dalam melakukan pengeditan
(editing) pesan – pesan bisnis adalah mengedit substansi pesan yang akan di sampaikan
pada audiens.
•Apakah substansi (inti) pesan yang ingin di sampaikan telah
tercantum di dalamnya?
•Apakah data pendukung (tabel, grafik, bagan, gambar, audio,
audiovisual) juga sudah tercantum di dalamnya?
•b. Pengorganisasian Pesan
Pengorganisasian pesan – pesan bisnis yang akan di sampaikan
secara lisan mencakup tiga poin penting yaitu;
•Pembuka (misalnya, salam pembuka, perkenalan diri)
•Penyampaian substansi pesan ( misalnya, pengantar pesan di
lanjutkan dengan substansi pesan).
•Penutup ( misalnya: kesimpulan, saran, rekomendasi,
implikasi).
•c. Gaya Bahasa
Pada umumnya, penulisan pesan – pesan bisnis yang akan
disampaikan secara lisan cenderung hanya bersifat outline atau garis besarnya
saja, sedangkan penyajian secara lebih rinci (lengkap) dapat disampaikan pada
saat melakukan presentasi.
Gaya bahasa yang di gunakan dalam penyajian pesan – pesan
bisnis secara lisan lebih menarik dan dinamis daripada yang berbentuk tertulis
karena cara penyampaiannya yang lebih santai, luwes, dan tidak menonton.
Disamping itu, melalui penyajian secara lisan penerimaan pesan akan lebih mudah
memahami maksud dan tujuan suatu pesan yang ditunjukkan dengan penyampaian
pesan – pesan secara langsung, pesan – pesan non verbal yang di dukung dengan
tampilan kata, huruf, gambar, bagan, dan tabel, dalam format animasi yang
dinamis.
B. PEMILIHAN KATA YANG TEPAT
Pemilihan kata adalah penggunaan kata – kata tertentu untuk
mencurahkan ide atau pikiran ke dalam sebuah kalimat. Agar pesan yang
terkandung dalam kalimat yang di sampaikan kepada orang lain dengan mudah dapat
di mengerti, anda harus dapat memilih kata – kata dengan sebaik – baiknya. Agar
maksud komunikasi dapat tercapai, perlu beberapa hal berikut:
1. Pilihlah kata yang sudah familier/ dikenal
Dalam menyampaikan sesuatu harus menggunakan bahasa yang
mudah, agar mudah di mengerti oleh audiens.
2. Pilihlah kata-kata yang singkat
Agar pesan-pesan bisnis lebih efisien, juga mudah dipahami
audiens, tetapi harus tetap memperhatikan kaidah yang benar & baik.
3. Hindari kata-kata yang bermakna ganda
Agar tidak terjadi salah tafsir. Akibatnya tidak tercapainya
tujuan dari pesan_pesan tersebut
C. MEMBUAT KALIMAT YANG EFEKTIF
Kalimat efektif merupakan bentuk kalimat yang dengan sadar
dan sengaja disusun untuk mencapai daya informasi yang tepat & baik.
1. Secara umum, ada tiga jenis kalimat yaitu:
A. Kalimat Sederhana
Suatu kalimat sederhana hanya memiliki sebuah subjek dan
sebuah predikat.
B. Kalimat Majemuk
Kalimat majemuk berisi dua atau lebih klausa independen dan
tidak mempunyai klausa dependen.
C. Kalimat Kompleks
Kalimat kompleks berisi sebuah klausa independen dan satu
atau lebih klausa dependen sebagai anak kalimat.
2. Cara Mengembangkan Paragraf
Ada 2 pendekatan untuk mengembangkan suatu paragraf,
pendekatan induktif dan pendekatan deduktif. Pendekatan induktif dimulai dengan
berbagai alasan terlebih dahulu baru dibuat kesimpulan, sedangkan deduktif
dimulai dari kesimpulan, baru di diikuti dengan alasan-alasannya. Cara-cara mengembangkan paragraf:
a. Ilustrasi
b. Perbandingan (Persamaan dan Perbedaan)
c. Pembahasan Sebab-Akibat
d. Klasifikasi
e. Pembahasan Pemecahan Masalah
a.Ilustrasi
Untuk mengembangkan suatu paragraf dapat digunakan suatu
ilustrasi yang dapat memberikan gambaran terhadap ide atau gagasan umum.
b. Perbandingan (Persamaan & Perbedaan)
Anda dapat mengembangkan paragraf dengan cara membandingkan
persamaan maupun perbedaan terhadap suatu pemikiran dengan pemikiran yang lain.
c. Pembahasan Sebab-Akibat
Agar dapat memberikan arah yang jelas terhadap suatu pokok
bahasan tertentu.
d. Klasifikasi
Untuk mempermudah pemahaman paragraf bagi pengirim pesan dan
penerima pesan. Selain itu agar suatu topik bahasan menjadi lebih terarah atau
terfokus.
e. Pembahasan Pemecahan Masalah
Untuk memberikan latihan analitis yang sangat diperlukan
bagi seseorang dalam pengambilan keputusan-keputusan penting bagi suatu
organisasi
Paragraf hendaknya jangan terlalu singkat namun juga jangan
terlalu panjang. Yang penting, suatu paragraf harus merupakan kesatuan ide atau
gagasan yang utuh, menggunakan kata-kata transisi, kata ganti, atau kata kunci
sebagai penghubung antara kalimat yang satu dengan yang lainnya, dan jelas
Pesan-pesan bisnis yang efektif memiliki beberepa
karakteristik, termasuk hal-hal berikut ini (Phillips; 1983):
1) Courtessy.
Penggunaan pesan yang sopan-santun adalah untuk meningkatkan
hubungan antara anda dan pembaca dan untuk untuk meningkatkan kebanggaan
pembaca. Sopan-santun adalah bahan mentah yang baik untuk mengembangkan
hubungan yang baik antara anda atau organisasi anda dengan klien atau
pelanggan. Sopan-santun termasuk menunjukkan pertimbangan kepada perasaan,
posisi dan minat pembaca. Sopan-santun dengan kata lain adalah bersikap
empati.
2) Correctness.
Surat ataupun dokumen yang anda tulis bebas dari kesalahan
baik, gramatika, ejaan, kata keterangan, kata-kata, dan lain-lain. Pesan
tertulis anda haruslah menarik dan bersih sehingga membuat suasana hati yang
baik untuk membacanya.
3) Conciseness.
Ringkas dan padat adalah hal yang penting dalam pesan bisnis
tertulis. Penghematan kata-kata dan kalimat yang tidak perlu. Pesan haruslah
singkat padat dan jelas.
4) Clarity.
Anda bisa ceritakan pembaca apa yang akan anda informasikan
dengan bahasa yang sejelas mungkin sehingga pembaca dapat dengan mudah memahami
pesan-pesan anda. Jika pesan anda kurang jelas akan membuat frustasi dan
membingungkan pembaca.
5) Concreteness.
Anda menyajikan infoirmasi secara spesifik, dan pasti.
Penulisan yang kongkret tidak berisi kata-kata yang akan membuat salah paham
pembaca.
6) Completeness.
Anda menulis informasi yang ingin diketahui pembaca. Setiap
pertanyaan atau keinginan tahuan pembaca harus dijawab dalam pesan-pesan anda
dengan lengkap.
Menurut Bovee, et al. (2003), untuk bisa efektif
sekurang-kurangnya pesan bisnis harus memiliki karakteristik sebagai berikut:
1) Purposeful.
Setiap pesan haruslah memiliki maksud/tujuan (purpose) yang
spesifik, apakah hanya untuk memberi informasi, memecahkan masalah atau
permintaan untuk melakukan sesuatu dalam rangka mencapai tujuan.
2) Audience-centered.
Pesan-pesan bisnis haruslah membantu audience dalam memahami
tujuan pesan. Oleh karena itu pesan haruslah berorientasi kepada audience
(audience-centered), memahami kebutuhannya, pandangannya dan latarbelakangnya.
3) Concise.
Pesan bisnis harus menghormati waktu setiap orang dengan
memberikan informasi secara jelas dan efisien.
( TUGAS ) revisi pesan bisnis
Setelah tahapan perencanaan, pengorganisasian dan pembuatan
pesan-pesan bisnis dilakukan langkah selanjutnya adalah melakukan perbaikan
(revisi) terhadap pesan-pesan bisnis..Revisi ( Perbaikan ) pesan merupakan
tahap terakhir dalam proses penyusunan pesan bisnis. Pada tahap ini, dilakukan
kegiatan menyunting (editng), menulis ulang pesan dan mencetak pesan. Tahap
revisi itu perlu dilakukan untuk memastikan bahwa pesan yang direncanakan dan
disusun sudah bebas dari kesalahan.
Revisi sangat diperlukan agar pesan bisnis yang telah direncanakan dan dibuat dapat sesuai dengan yang dikehendaki. Revisi ini berlaku terhadap seluruh komunikasi ‘menulis’, maupun untuk komunikasi ‘berbicara’ terutama yang memerlukan persiapan tertulis seperti presentasi.
A. Menyunting Pesan (Editing)
Setelah naskah pertama selesai, kebanyakan orang menganggap pekerjaan menyusun pesan telah selesai dan mulai beralih ke pekerjaan lainnya. Hal yang sesungguhnya tidaklah demikian. Menyusun pesan bisnis memerlukan proses yang dilakukan dengan hati-hati. Draft pesan yang telah selesai harus ditelaah ulang ( review) da diperbaiki lagi, baik dari sudut isi amupun gaya bahasa yang digunakan, organisasi, serta format penulisannya.
1. Revisi Isi, Organisasi, Gaya Penulisan, dan Format.
Idealnya,naskah pertama dibiarkan selama beberapa saat sebelum memulai proses penyuntingan. Evaluasi dimulai dengan membaca secara cepat dan memusatkan perhatian pada isi, organisasi, dan format pesan. Draft pesan dibandingkan dengan rencana semula. Pertanyaan-pertanyaan berikut bias dijadikan pedoman dalam melakukan evaluasi terhadap isi, organisasi dan format pesan:
Apakah kita telah memasukkan butir-butir pesan dengan urutan yang logis?
Apakah ada keseimbangan yang baik antara yang umum dan yang khusus?
Apakah pokok pikiran yang paling penting telah memperoleh porsi yang cukup?
Apakah kita telah memberikan fakta-fakta pendukung dan melakukan pemeriksaan ulang terhadap fakta-fakta yang ada?
Bagian awal dan akhir memiliki dampak yang paling besar bagi penerima. Pastkan bahwa bagian awal relevan, menarik dan sesuai dangan kemungkinan reaksi penerima. Bagian akhir dikain ulang untuk memastikan bahwa gagasan pokok telah dirngkas dengan baik dan memberikan kesan positifpada penerima.
Revisi sangat diperlukan agar pesan bisnis yang telah direncanakan dan dibuat dapat sesuai dengan yang dikehendaki. Revisi ini berlaku terhadap seluruh komunikasi ‘menulis’, maupun untuk komunikasi ‘berbicara’ terutama yang memerlukan persiapan tertulis seperti presentasi.
A. Menyunting Pesan (Editing)
Setelah naskah pertama selesai, kebanyakan orang menganggap pekerjaan menyusun pesan telah selesai dan mulai beralih ke pekerjaan lainnya. Hal yang sesungguhnya tidaklah demikian. Menyusun pesan bisnis memerlukan proses yang dilakukan dengan hati-hati. Draft pesan yang telah selesai harus ditelaah ulang ( review) da diperbaiki lagi, baik dari sudut isi amupun gaya bahasa yang digunakan, organisasi, serta format penulisannya.
1. Revisi Isi, Organisasi, Gaya Penulisan, dan Format.
Idealnya,naskah pertama dibiarkan selama beberapa saat sebelum memulai proses penyuntingan. Evaluasi dimulai dengan membaca secara cepat dan memusatkan perhatian pada isi, organisasi, dan format pesan. Draft pesan dibandingkan dengan rencana semula. Pertanyaan-pertanyaan berikut bias dijadikan pedoman dalam melakukan evaluasi terhadap isi, organisasi dan format pesan:
Apakah kita telah memasukkan butir-butir pesan dengan urutan yang logis?
Apakah ada keseimbangan yang baik antara yang umum dan yang khusus?
Apakah pokok pikiran yang paling penting telah memperoleh porsi yang cukup?
Apakah kita telah memberikan fakta-fakta pendukung dan melakukan pemeriksaan ulang terhadap fakta-fakta yang ada?
Bagian awal dan akhir memiliki dampak yang paling besar bagi penerima. Pastkan bahwa bagian awal relevan, menarik dan sesuai dangan kemungkinan reaksi penerima. Bagian akhir dikain ulang untuk memastikan bahwa gagasan pokok telah dirngkas dengan baik dan memberikan kesan positifpada penerima.
2. Pemilihan Kata yang Tepat
Dalam menyampaikan pesan bisnis, peranan kata menjadi sangat penting artinya. Penggunaan kata yang sama sekali tidak diketahui atau sangat asing bagi audiens, bukan saja pemborosan atau membuang waktu, tetapi yang lebih penting dari itu adalah penyampaian maksud komunikasi menjadi terganggu. Ada beberapa yang perlu dicermati sehubungan dengan pemilihan kata dalam sebuah pesan bisnis.
Pilihlah kata yang sudah dikenal oleh audiens.
Pilihlah kata-kata yang singkat (efisien).
Hindari kata-kata yang bermakna ganda.
3. Penggunaan Kalimat yang Efektif
Kalimat yang efektif adalah kalimat yang memenuhi dua syarat berikut:
Mampu mewakili pikiran atau perasaan pembicara atau penulissecara tepat.
Mampu menimbulkan pengertian yang sama tepat dalam pikiran atau perasaan pendengar atau pembaca seperti yang dipikirkan atau dirasakan oleh pembicara atau penulis.
Jika kedua syarat ini dipenuhi maka kemungkinan terjadinya salah paham antara mereka yang terlibat dalam komunikasi dapat diminimalkan atau bahkan dihilangkan. Untuk menciptakan sebuah kalimat yang efektif ada beberapa hal yang harus diperhatikan, yaitu: kesatuan gagasan, kepaduan yang baik, penekanan, variasi, paralelisme, dan penalaran.
Contoh:
Semua karyawan perusahaan tersebut mendapat penjelasan tentang sistem penggajian yang baru (Kesatuan Tunggal)
Ia bekerja di unit keuangan pada perusahaan itu, tetapi ia merasa kurang cocok di bagian keuangan (Kesatuan yang mengandung pertentangan)
Dalam menyampaikan pesan bisnis, peranan kata menjadi sangat penting artinya. Penggunaan kata yang sama sekali tidak diketahui atau sangat asing bagi audiens, bukan saja pemborosan atau membuang waktu, tetapi yang lebih penting dari itu adalah penyampaian maksud komunikasi menjadi terganggu. Ada beberapa yang perlu dicermati sehubungan dengan pemilihan kata dalam sebuah pesan bisnis.
Pilihlah kata yang sudah dikenal oleh audiens.
Pilihlah kata-kata yang singkat (efisien).
Hindari kata-kata yang bermakna ganda.
3. Penggunaan Kalimat yang Efektif
Kalimat yang efektif adalah kalimat yang memenuhi dua syarat berikut:
Mampu mewakili pikiran atau perasaan pembicara atau penulissecara tepat.
Mampu menimbulkan pengertian yang sama tepat dalam pikiran atau perasaan pendengar atau pembaca seperti yang dipikirkan atau dirasakan oleh pembicara atau penulis.
Jika kedua syarat ini dipenuhi maka kemungkinan terjadinya salah paham antara mereka yang terlibat dalam komunikasi dapat diminimalkan atau bahkan dihilangkan. Untuk menciptakan sebuah kalimat yang efektif ada beberapa hal yang harus diperhatikan, yaitu: kesatuan gagasan, kepaduan yang baik, penekanan, variasi, paralelisme, dan penalaran.
Contoh:
Semua karyawan perusahaan tersebut mendapat penjelasan tentang sistem penggajian yang baru (Kesatuan Tunggal)
Ia bekerja di unit keuangan pada perusahaan itu, tetapi ia merasa kurang cocok di bagian keuangan (Kesatuan yang mengandung pertentangan)
Kepaduan yang baik adalah hubungan timbal-balik yang baik
dan jelas antara unsur-unsur (kata atau kelompok kata) yang membentuk kalimat
itu. Ada bagian kalimat yang memiliki hubungan yang lebih erat sehingga tidak
boleh dipisahkan, ada yang lebih renggang kedudukannya sehingga boleh
ditempatkan di mana saja, asal jangan disisipkan antara kata-kata atau kelompok
kata yang rapat hubungannya.
Contoh:
Adik saya yang paling kecil memukul anjing di kebun kemarin pagi, dengan sekuat tenaganya (Kepaduan yang baik)
B. Menulis Ulang Pesan
Ernest Hemingway pernah menyatakan bahwa “tidak ada yang disebut menulis yang ada hanya menulis ulang” Pada kenyataannya, pelaku bisnis banyak melakukan kesalahan berikut:
1. Hanya memindahkan kata-kata dan tidak benar-beanr memperbaikinya
2. Tidak melakukan penulisan ulang karena dianggap membuang waktu
3. Mengirim dokumen pada saat-saat terakhir dibutuhkan.
Setelah penulisan ulang dilakukan dengan baik dokumen bisnis kemungkinan akan menjadi berjumlah separuh dari rencana semula. Dokumen menjadi lebih ringkas, mantap dan kuat.
C. Memproduksi Pesan
Setelah puas memproduksi pesan, organisasi, gaya , kemudahan dibaca, pilihan kata, pengembangan paragraf dan menulis ulang pesan, proses pembuatan pesan belum selesai. Draft ditulis ulang dengan baik atau diketik secara manual atau elektronis.
Pada masa sekarang ini, sebagian besar dokukmen bisnis dipsroduksi menggunakan computer. Berbagai aplikasi bias dipergunakanuntuk membuat desain agar pesan lebih menarik. Misalnya Ms. Word, desktop publishing, photoshop, dan lain-lain.
Contoh:
Adik saya yang paling kecil memukul anjing di kebun kemarin pagi, dengan sekuat tenaganya (Kepaduan yang baik)
B. Menulis Ulang Pesan
Ernest Hemingway pernah menyatakan bahwa “tidak ada yang disebut menulis yang ada hanya menulis ulang” Pada kenyataannya, pelaku bisnis banyak melakukan kesalahan berikut:
1. Hanya memindahkan kata-kata dan tidak benar-beanr memperbaikinya
2. Tidak melakukan penulisan ulang karena dianggap membuang waktu
3. Mengirim dokumen pada saat-saat terakhir dibutuhkan.
Setelah penulisan ulang dilakukan dengan baik dokumen bisnis kemungkinan akan menjadi berjumlah separuh dari rencana semula. Dokumen menjadi lebih ringkas, mantap dan kuat.
C. Memproduksi Pesan
Setelah puas memproduksi pesan, organisasi, gaya , kemudahan dibaca, pilihan kata, pengembangan paragraf dan menulis ulang pesan, proses pembuatan pesan belum selesai. Draft ditulis ulang dengan baik atau diketik secara manual atau elektronis.
Pada masa sekarang ini, sebagian besar dokukmen bisnis dipsroduksi menggunakan computer. Berbagai aplikasi bias dipergunakanuntuk membuat desain agar pesan lebih menarik. Misalnya Ms. Word, desktop publishing, photoshop, dan lain-lain.
komunikasi bisnis PENGORGANISASIAN PESAN BISNIS
Pengorganisasian pesan bisnis meliputi pengorganisasian
pesan dan memformulasikan pesan
A. Mengorganisasikan Pesan Bisnis
Komunikasi yang tidak diorganisasikan dengan baik bermasalah
dalam isi, pengelompokan, dan urutan butir-butir pesan. Pesan yang tidak
diorganisasikan dengan baik akan sulit dipahami dan dapat berakibat adanya rasa
frustasi pada penerima.
Hal-hal berikut yang menyebabkan tidak baiknya pesan bisnis
a. Bagian awal terlalu panjang
Bagian awal yang terlalu panjang akan menyulitkan penerima
dalam memahami ide pokoknya. Terlebih lagi apabila ide pokok disajikan terlalu
ringkas
b. Memasukkan hal-hal yang tidak
relevan dan tidak logis
Hal yang tidak relevan dan tidak logis hanya akan
memperpanjang pesan bisnis, membuang waktu, dan mengabaikan pesan pokok.
c. Informasi penting
terlupakan
Sering kali informasi penting terlupakan karena perhatian
terpusat pada penyajian ide pendukung atau pelengkap.
d. Pengelompokan dan urutan pesan
tidak menunjukkan satu kesatuan yang logis
Inti pesan bisnis yang tidak dikelompokkan dengan baik akan
membingungkan penerima. Butir pesan seolah terlepas dan sulit dikaitkkan satu
sama lain.
Hal-hal berikut yang menyebabkan baiknya suatu pesan bisnis:
a. Urutan Waktu
Urutan waktu penting untuk menggambarkan perkembangan suatu
proyek dan dalam memberikan instruksi untuk mencapai inti dari tujuan pesan.
b. Urutan Ruang (spatial)
Menekankan pada bentuk atau deskripsi fisik untuk membantu audiens
dalam menjalankan instruksi dengan mudah dari komunikator.
c. Urutan Logis
Urutan mempresentasikan ide atau analisis dari suatu
masalah, komunikator harus memutuskan bagaimana menghubungkan pikiran audiens.
Biasanya dilakukan dengan mengkaji ulang materi dan aspek-aspek yang
berhubungan dengan urutan logis seperti dalam komunikasi tertulis dan
komunikasi lisan yang dimulai dari pembukaan, isi, penutup atau kesimpulan.
Pesan yang diorganisasikan dengan baik akan memberikan beberapa manfaat, yaitu
1. Membantu audiens memahami pesan
Dengan mengemukakan poin penting secara jelas, menyusun ide
secara logis dan runtut, dan memasukkan semua informasi yang relevan dalam
pesan, audiens dengan mudah akan memahami tujuan pesan.
2. Membantu audiens menerima pesan
Pengorganisasian pesan yang baik akan membantu audiens
menerima isi pesan tersebut.
3. Menghemat waktu audiens
Apabila suatu pesan tidak terorganisir dengan baik,
penyampaiannya akan menghabiskan waktu audiens. Karena salah satu tujuan
penggorganisasian pesan yang baik adalah penyampaian organisasi yang relevan
saja yang dapat menghemat waktu. Selain itu audiens dapat dengan mudah
mengikuti alur pesan yang disampaikan.
4. Mempermudah pekerjaan komunikator
Faktor ini dapat mempermudah penyelesaian pekerjaan dengan
baik, cepat, dan efisien. Dengan mengetahui apa yang ingin disampaikan , dan
mengetahui cara menyampaikannya rasa percaya diri komunikator akan meningkat.
Semakin tinggi rasa percaya diri komunikator semakin cepat dan efisien dalam
menyelesaikan perkerjaan.
Langkah-langkah pengorganisasian pesan dengan baik
1. Menetapkan ide atau gagasan pokok
Ide pokok merupakan inti atau tema sentral pesan. Semua
pesan bisnis memiliki tujuan umum dan spesifik.
2. Mengelompokkan ide atau gagasan
Dalam menyiapkan pesan yang sangat kompleks, pembuatan
diagram skematis atau kerangka akan membantu membayangkan hubungan antara
bagian-bagian pesan.
3. Memutuskan pola atau pendekatan
urutan gagasan
Setelah menetapkan ide pokok dan mengelompokkannya, perlu
diputuskan pola atau pendekatan yang digunakan dalam menentukan urutan
penyajian gagasan. Pola pendekatan yang digunakan, yaitu:
a. Pendekatan
deduktif/langsung (direct approach)
Merupakan pola urutan penyajian ide dimana ide pokok
ditempatkan dibagian awal, kemudian diikuti ide pendukung. Pendekatan ini
digunakan apabila penerima pesan akan bereaksi netral atau senang saat menerima
pesan tersebut.
b. Pendekatan
induktif/tak langsung (indirect approach)
Pendekatan ini digunakan untuk pesan yang dapat menimbulkan
reaksi negatif atau untuk berita yang tidak mengenakkan. Pendekatan ini
disajikan di bagian awal kemudian diikuti ide pokok.
Empat Bentuk organisasi pesan bisnis:
1. Direct Request
Jenis atau tipe bisnis yang paling umum digunakan adalah
penyampaian yang langsung pada poin yang dituju (Direct Request) yang dapat
berbentuk surat maupun memo.
2. Pesan-pesan rutin, Good News,
atau Good Will
Untuk menyampaikan pesan-pesan yang berisi berita baik( good
news) atau berisi good will lebih cocok digunakan pendekatan langsung karena
reaksi audiens yang positif.
3. Pesan-pesan bad news
Jika materi yang dihubungkan berisi berita buruk audiens
pada umumnya akan kecewa atau tidak senang mendengarnya. Oleh karena itu
pendekatan yang dapat diterapkan adalah pendekatan tak langsung. Jika harus
menyampaikan berita yang kurang menyenangkan cobalah untuk menempatkannya pada
bagian pertengahan surat dan gunakanlah bahasa yang halus.
4. Pesan-pesan persuasif
Bila audiens benar-benar sangat tidak tertarik terhaapa
pesan-pesan yang disampaikan, maka pesan –pesan persuasif dengan pendekatan tak
langsung dapat digunakan. Komunikator perlu membuka pikiran audiens dengan
melakukan persuasi, sehingga mereka dapat memahami fakta yang ada.
B. Memformulasikan Pesan Bisnis
1. Mengendalikan Gaya dan Nada
Gaya adalah cara menggunakan kata-kata untuk mencapai nada
atau kesan keseluruhan. Gaya dapat diubah-ubah sesuai dengan kondisi suatu
peristiwa, struktur kalimatnya juga disesuaikan dengan sifat pesan dan hubungan
dengan penerima. Setiap organisasi pada umumnya memiliki gaya tersendiri dan
menggunakan kosakata tertentu yang cenderung sama. Gaya yang jelas, ringkas dan
benar serta dipadukan dengan norma-norma kelompok organisasi akan mencerminkan
suatu organisasi.
Komunikasi dikatakan efektif
jika memiliki karakteristik sebagai berikut (Quible, et. All, 1996: 27):
1. Courtesy (sopan santun)
Nada sopan dan santun akan membuat penerima merasa dihargai dan
dihormati.
2. Correctness (tepat/benar)
Tidak terdapatnya kesalahan penulisan baik format, tanda
baca, penggunaan kata, ejaan dan tata bahasa. Selain itu penggunaan kata dan
istilah yang tidak familiar akan membingungkan para audiens.
3. Conciseness (ringkas)
Tidak menggunakan kata yang mubazir dan tidak mengulang
kata-kata yang tidak diperlukan. Penggunaan kalimat aktif lebih diutamakan
karena lebih mantap, ringkas dan secara umum lebih mudah dipahami. Sedangkan
penggunaan kalimat pasif lebih baik hanya dipergunakan untuk memperlunak berita
buruk.
4. Clarity and Clearness (jelas)
Mudahnya bacaan dimengerti hanya dalam sekali baca dan tidak
menimbulkan keraguan.
5. Concreteness (tepat)
Tidak menimbulkan kesalah interpretasi karena disajikan
secara spesifik dan tidak biasa
6. Completeness (lengkap)
Memberikan informasi lengkap sesuai kebutuhan dean keinginan
penerima.
2. Mengembangkan paragraf yang logis
Paragraf adalah satu kesatuan unit pemikiran. Setiap
paragraf merupakan bagian penting dari keseluruhan pesan. Pada umumnya paragraf
yang pendek dapat lebih mudah dibaca dan dipahami dibandingkan paragraf
panjang. Paragraf umumnya memiliki tiga unsur, yaitu kalimat topik, kalimat
pendukung topik dan kalimat peralihan. Kalimat topik mengungkapkan subjek dari
paragraf dan bagaimana subjek akan dikembangkan. Selanjutnya paragraf
dikembangkan melalui deretan kalimat berkaitan yang menyediakan dukungan untuk
kalimat topik. Sedangkan unsur peralihan diatur dalam urutan yang logis dan terpadu.
Lima teknik yang paling umum digunakan untuk mengembangkan
paragraf, yaitu:
1. Ilustrasi : mengembangkan
paragraf menggunakan ilustrasiatau contoh-contoh yang dapat memperjelas ide
pokok.
2. Perbandingan atau kontras :
mengembangkan paragraf dengan menguraikan persamaan dan perbedaan.
3. Sebab akibat : mengembangkan
paragraf dengan teknik sebab-akibat dan memusatkan uraian pada alasan-alasan
mengenai sesuatu.
4. Klasifikasi : mengembangkan
paragraf dengan memecah ide umum menjadi beberapa kategori spesifik.
5. Masalah dan penyelesaian :
mengembangkan paragraf dengan menyajikan suatu masalah dan kemudian membahas
penyelesaiannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar